EVERYDAY STARTS AT THE MIDNIGHT

Friday, October 30, 2009

Equilibrium Hall:aku adalah keseimbangan tanah dan ruang


~~the world is quiter now,
~~u just have to listen
~~if u listen, we can hear Gods plan
~~listen, listen, listen, listen...


miror imaged me a praxis discordance mislead lethal
i ma switchin frequency at estate and equilibrium hall
ricitin' God's holy frame under thee utterance feeble-minded squeal
this primary concern still lack of fathom the unbalance passing tha real
let this young mind speak much louder to world freestyling philoshophy
tha speechs unleashed in a cage spit-fire crush ya heresy
forget bot anger, i jus' wanta hear abundance of revelation coutresy
consumin' massive endorsement uplift some complex purity
and e'vry one thing have to balance out otha global steady
you should probably kill urslf before got murder it destiny
so what da fudge u wanna talk bot me
call me a weirdo i neva did show no emo


the second verse is specifaclly to keep people in check
never have any care u observant or godless, just give ur respect
that this old world is sloopy to me, whoever u keep step in track
mothafucka' tell me tha world in script what da fug u've done n made
now ya breathe and u'll keep ya offspring no regret
yo people please....! look at u now, u're like baby born dead
burn golden era u know now alter with gold no era
itz more worth to ya mothafucka bitch ass live with magic-formula
than to eva make earth laughin or let his demis foreva
well i said u jus' mind own fucking bussiness, neva care 'bot whateva
iyo yo listen...! u shouldn't ta watch ma mouth talkin,
yo keep in mind whaz im talkin
tz not tha matter whazz u got, itz da matter what u're givin
this world tired of ur conduct, here on earth u walkin'
temperature rising, 2012 doomsday is not lyin'
it ironic, how erotic to watch em blowin'

...man u know what u do?
...man we know where we do?
...the lines of Holy Quran
...still lack of skill in interpretin' between the lines


malang nov 30, 2009
elf

Wednesday, October 28, 2009

Realitas Konkreit

anak anakku sekalian tutup buku kalian dan perhatikan
hey kamu! pancangkan harapan bangun dari lamunan
lewat kelas kumuh ini saya tuturkan ribuan pentasbihan tuhan
melintasi fetus jasad; timba lagi dekorasi peradaban
yang menyingsing jauh sebelum nafas kalian pekik berdengking menjerit
pasca kelakar kelancangan yang selimuti kosmos dengan palu dan sabit
air mata dan darah; deru dan debu dan pembelotan menjadi realitas konkreit
adalah era keemasan berbalut kelam moral sesat
adalah raja dimana artifak simultan harus menjadi koleksi galeri privat
monumen monumen yang di bangun di atas genangan keringat
hingga manusia yang nampak hanya layak menjadi budak
kelamkan makna risalah berhasrat podium kehidupan sejuta abad
berupa gradasi harmonis upah dari peradaban umat
tenaga dan nyawa yang terpaksa penuhi asa potentat

ciptakan era pencerahan simbol budaya sebagai kiblat
dan kini kulihat peradaban berubah sosok menjadi kutukan

sendawa raja berseragam iblis mengayunkan perangai nestapa pelik
di atas lembaran kertas kardus kini kepongahan tiran kuusik
dalam pesanan kepentingan menggelitik kejumudan kepalsuan koptik
fir'aun wujudan manusia yang punya kepentingan politik
qorun wujudan orang-orang di kubangan pasar perekonomian rakyat
balaam wujudan imperialis kebodohan maksimalkan intelektual kodrat
dan mereka memandang ekonomi sebagai dewa penentu nasib rakyat
fir'aun restui perampokan sistematis dan prosedural asa kerja qarun
memback up karavan intelektual Balaam
dengan sarana finansial kekayaan agenda titipan para penikam
melegitimasi rezim firaun dari basisbasis doktrin

dengan jaminam retorika fatwa politis
bahwa keberadaan fir'aun adalah kekuasaan tuhan

anak anakku... camkan baik-baik!
tahta kuasa berada di tangan Allah
maka berarti kekuasaan berada di tangan rakyat
bukan di tangan mereka yang mengaku wakil atau anak tuhan, atau kerabat tuhan atau sebagai tuhan itu sendiri
milik adalah kepunyaan Allah
maka bermakna bahwa kapital adalah kepunyaan rakyat,
bukan milik qarun sendiri
ka’bah, kiblat umat Muslim saat shalat, adalah rumah Allah
tapi juga sekaligus disebut sebagai rumah rakyat
dan ingat! al-Quran dibuka dengan nama Allah
dan diakhiri dengan nama rakyat

class dismissed

Wednesday, October 21, 2009

Jiwa khianat

hidup di sebuah parit, melihat dunia melalui rekahan
inikah tempat dimana anonimous bercokol nyata bersemayam
saat ku harus menghadapi sendiri sebuah kematian
katakan padaku ayah; bagaimana mati demi raja negara dan kekuasaan
dimana aku terlalu miskin hati untuk mati demi pendirian
kau tetesan darah ini ayah teralirkan; tuk buktikan hidup adalah kenyataan
penuhi gas zyklon-B destruksikan tendatenda kemurungan
hancur di neraka, tersayat, bersandiwara dan berdarah
balkon ini terlalu sempit tuk mengukur kebenaran universal, ayah
interpretasikan kebenaran untuk kebenaran agar kebenaran
diyakini dengan benar sebenar-benarnya
dan ku lihat dunia di dalam sebuah aula
tidakkah kau mengerti; bagiku damai hanya metafora fiktif
karena kebenaran adalah artikulatif©

disinikah titik dimana pintu keluar garpu bagap terkunci
dan jika aku mundur maka selamanya tubuh muai terkulai
disinikah titik dari kala aku tak pernah mundur takluk menyerah
karena jika aku berbalik arah hanya akan ada nama terpancang di pusara
inikah titik dari kapan aku 'kan lenyap pudar atau bebas tanpa rintang
menjalani pertarungan, aku tahu aku hidup ketika darah melinang
karena ranah dari ku melangkah tidak lagi senyawa

aku adalah khianat bagi crew jiwaku
pesakitan pola genetik diantara nyawa dan jiwa baku
aku terlalu banyak bergerilya tahu tentang khianati diriku;

haruskah aku tunduk pada sabda api pada batu
manunggaling kawula gusti mengusung Anok
tanah ini berbisik perihal suaka pada kekosongan strata
tak ada tuan, tak ada hamba
ada adalah tiada, dan kehampaan bernyawa© (split with Balcony)
fluktuasi jiwaku lah yang membuat golokku meringkik
dan aku sendiri adalah virus, terhujam di matrik
akankah tangisan bumi muak meratapi gaya langkahku dengan batu
karena kepalsuan misteri terjal jalan primordial dan metodologi transaksiku

Thursday, October 15, 2009

Tuturan konyol

segala yang kau dengar tentang teroris di televisi
bercerita agar kau dengar, namun tak pernah misi tercurai
iblis berandang layaknya tuhan, bebaskan gaya komoditas kematian
bursa takdir yang kau jual belikan dan hanya tertulis di koran mingguan
runtuhkan keberagaman, kau bakar citacita lelehkan di satu gerabah
di kubangan kokas kau gelantangkan gambaran wajah dan jiwa
kau bangun altar kutukan agar terbuka pesugihan wahyu risalah
dengan kulit, daging dan tulang kemenyani udara
biar mata optik terus berputar tulisi cd dengan kebusukan propaganda
inilah tuturan konyol mitos dungu
yang buta menyamakan antara kepalsuan dan wahyu

dan jika kau adalah api, maka aku adalah batu