EVERYDAY STARTS AT THE MIDNIGHT

Tuesday, September 25, 2012

Biggest Gang



Jika kalian tak pernah bermasalah dengan polisi, ada dua kemungkinan: kalian tak pernah hidup di Indonesia atau kalian bagian dari mereka dan diuntungkan oleh eksistensi mereka. Dude, lets face it. Saking sebalnya kita pada mereka, kadang kita lupa jika mereka juga manusia. Apa mau dikata, menjadi bagian dari mata rantai komando kekuasaan lah pada akhirnya mereka seringkali tidak manusiawi. Mulai dari tameng keserakahan dan pemuas nafsu individu untuk memiliki kekuasaan hingga perpanjangan tangan para elit sekaligus pelindung kekuasaan institusional bernama negara dan korporasi. Sekeras apapun usaha Briptu Norman mencoba merubah citra kepolisian dengan joget India nya, nampaknya tak akan pernah menghapus kemangkelan dari sejarah kekerasan dan kebrengsekan aparat yang intoleran, dan jika saya list disini, daftarnya akan lebih panjang dari daftar file yang terinfeksi virus Ramnit brengsek yang menyerang PC saya sekarang.

Atas nama acara-acara yang mereka bubarkan dan larang atas alasan absurd, para korban palak di jalan dan korupsi kekuasaan bertamengkan lencana mereka dari zaman ke zaman (termasuk korupsi narkotika!), para korban kebrutalan mereka di aksi-aksi demonstrasi dari jaman Harto hingga Beye, para korban kejahatan korporasi dan mafia yang mereka back-up, para korban kekerasan horizontal, premanisme yang mereka biarkan: lets bang these tunes with no remorse!

“Cos you were put here to protect us, But who protects us from you?”- KRS One

Thursday, September 13, 2012

Nyanyian Pinus


Masih terngiang semilir angin yang dibisikkan oleh pucuk-pucuk pinus
Membaur bersama lantunan tembang-tembang syahdu
Menghilangkan beku yang siap menghunus
Dan kamulah alasan hatiku selalu berdebar merdu

Rintik kecil hujan mulai turun menari-nari
Menyikap kabut tebal yang menyelimuti gunung semeru
Aku dan kamu masih tegak berdiri
Berlari berputar bersama edelweis yang menyeru

Tak pernah kulupakan saat-saat bersamamu
Duduk manis di depan perapian
Menikmati cahaya bulan yang menyorot mata oasemu
Memperhatikanmu yang salah tingkah dan gelagapan

Aku rindu caramu mencuri-curi pandang
Aku rindu racikan-racikan guyonan yang kau percikkan
Aku rindu pada pucuk-pucuk pinus yang menjadi teduh kita

: Merindukan Eksotisnya Ranu Kumbolo